Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Senin, 17 Desember 2012

i wish part 1


I wish
Author : mybabykyungsoo

Genre : romance ,School life, gaje.

Cast : Kim Jong In a.k.a Kai
                Jung YooYoung.
                Rainbow Choi
                Do KyungSoo

Rating : PG 15

Disclaimer : ff ini real punya saya. Jadi, castnya punya Tuhan. Hoho :O . dan saya milik KyungSooooo.

Annyeong, ini ff sangat gaje, padahal ini rencana nya bakalan oneshoot. Tapi ternyata bakalan panjang, gatau kenapa saya lagi doyan doyannya bikin ff yng ber chap-chap hoho langsung sajalah..

Sorry for typo ^^

Oke. Lets CHENKAID.Ot

‘apa kau percaya dengan cinta pada pandangan pertama? Kurasa aku percaya. Karena aku merasakannya saat ini juga’

**

Aku? Siapa aku? Aku? Aku adalah yeoja terburuk di kelas. Tak ada yang menganggapku ada. Mereka semua membenci –ku.
Mereka menganggapku adalah hama yang perlu dibasmi. Menjijikan. Tak berharga.

Aku selalu duduk di depan kelas. Meja terdepan. Bukan. Bukan aku yang mau, tapi ini kemauan mereka. Mereka menyuruhku untuk di depan.

Menjadi bahan ‘percobaan’untuk setiap guru guru yang mengajar.

Aku ingin melawan, sangat ingin. Tapi nyatanya? Itu semuanya hanya khayalanku saja.

Aku benci hidupku sendiri. Aku benci mereka. Aku benci. Benci!!

“hey, jelek. Bisakah kau mengerjakan ini untukku?” suara yang sangat kuhafal menerpa telinga –ku.

Kim Jong Dae.

Dia selalu mneyakitiku. Aku bahkan selalu dicemooh olehnya.

Ia melempar sebuah perkamen kepadaku. Perkamen adalah sebuah kertas yang terbuat dari lampiran kayu yang disini digunakan sebagai pengganti kertas.

Kau pikir ini adalah sekolah biasa? Bukan. Ini adalah sekolah sihir,

Lamborhood school. Dibawah department kementrian sihir international,  kekuasaan Inggris-Korea yang tersembunyi keberadaanya.

Aku mewarisi nenekku kekuatan sihir ini. Sekolah yang aneh memang.

Tapi mau bagaimana lagi? Paksaan dari keluargaku yang membuatku masuk disini. Di lubang penyiksaan ini.

Bagiku.

Tiba tiba Jong Dae menuding –ku dengan tongkat sihir –nya. Seakan mengancamku. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika Jong Dae mengucap mantra yang ampuh untuk membunuh ku dalam sekali kedipan mata saja.

Bagaimana dengan avada kedavra? Aku tahu mantra itu. Jong Dae tersenyum sinis, lalu kembali melempar perkamen itu tepat di mukaku.

“kerjakan!” ujarnya lalu meninggalkanku. Samar samar kudengar ia tertawa dengan teman temannya.

Beginilah sedikit cuplikan hidupku. Disiksa dan diperbudak.

Dan rasanya sangat menyakitkan.

“kau tak apa?” suara Rain menyapu telingaku. Kutolehkan pandanganku ke arahnya. Rainbow Choi. Dia satu satunya orang yang mau menjadi temanku. Aku menggelengkan kepalaku.

“tak apa, terimakasih Rain” ujarku sambil menyunggingkan senyum. Ia membalas senyumanku lalu merebut perkamen yang berada di tanganku.

“sini, biar akau saja yang mengerjakannya” ujarnya. Aku merebut paksa perkamen itu.

“tidak, biar aku saja Rain. Lagipula sebentar lagi ada yang mencarimu” jawabku. Feelingku mengatakan ada seorang yang sedang berjalan ke arah Rain sekarang.

“RRAAAIIINN” suara seorang namja menyapu telingaku. Dugaanku benar kan? Ini adalah salah satu kemampuanku.

Dan saat kulihat ke arah pintu seorang namja tampan yang merupakan kakak kelasku dan tentunya adalah namja chingu dari Rain.
Aku tahu betul siapa dia, Do KyungSoo. Ia salah satu kakak kelas terpopuler di sekolah ini, itu dikarenakan ia salah satu kunci pemain Quidditch. Tugasnya mengejar dan berlari dari bludger lawan

Rain tersenyum lalu melambaikan tangannya ke arah KyungSoo.
Kyungsoo berjalan kearah kami lalu memeluk Rain dari belakang lalu menciumi atau lebih tepatnya mencium harum leher Rain, aku tak kaget dengan kelakuan mereka.

“lepaskan, kau tak malu?” Tanya Rain, ekor matanya menunjukku. Aku terkekeh pelan.

“tidak, aku bahkan bisa menciummu saat ini juga di depan YooYoung” jawab KyungSoo yang dengan suksesnya membuat Rain mengeluarkan pukulan telaknya di kepala KyungSoo.

“sudah sudah, kalian pergi saja sana.” Usirku. Kyungsoo terkekeh lalu mengelus rambut Rain.

“kau tak dengar itu Rain? Yooyoung menyuruh kita untuk pergi, ayo” ajaknya lalu menggandeng rain untuk keluar kelasku.

“aishh~ baiklah. Aku pergi dulu Yoo” pamitnya sebelum keluar dari kelasku.

Aku tahu Rain dan KyungSoo merupakan pasangan yang baik. Meskipun terkadang mereka tak punya malu. Maksudku, mereka sering kisseu di depanku. Pasangan yang aneh, err~

Kembali lagi pada perkamen milik Jong Dae. Aishh. Ini soal yang diberikan oleh Prof. Cho kemarin. Aku saja menyerah mengerjakan milikku sendiri. Apalagi milik Jong Dae.

Memang, setiap Murid berbeda tugas. Dengan bosan kuambil i-pod music-ku serta tak lupa headseat-ku. Sekolahku memang kuno. Tapi peradaban sekolahku sangat maju.

Itulah terkadang aku sedikit merasa bangga masuk sekolah aneh ini.

Sambil membawa perkamen milik Jong Dae, kulangkahkan kakiku ringan ke arah kamar mandi. Kamar mandi wanita. Sejujurnya aku sangat ingin ke perpustakaan.
Tapi entah kenapa aku bosan dengan suasana perpustakaan. Dimana banyak buku buku melayang. Merapikan diri mereka sendiri. Terkadang karena salah mantra. Buku itu malah menabrakku.

Dan aku tak punya cukup mood untuk masuk ke perpustakaan.

Aku memang tak terlalu dikenal, namun aku juga tak terlalu menutup diriku seperti SyeShi. Aku terkadang merasa sedikit beruntung, nasibku sedikit beruntung dari Syeshi.

Dia tak mempunyai teman seorang –pun. Dengan kacamata minus yang tebal, serta tak lupa buku kuno tentang peradaban mumi yang selalu ia bawa kemana mana.

Aku cukup bangga akan diriku. Meskipun aku hanya mempunyai dua teman saja. Setidaknya ada yang menghargaiku.

Aku juga bukan seperti Harry Potter. Seorang namja yang terkenal lewat novel karangan J.K Rowling.

Cerita itu memang sedikit benar. Tapi hanya sedikit. Terjadi pada tahun ajaran ke duaku. Saat seorang kakak kelasku bernama Wu Yi Fan yang menguak misteri Tom Riddle itu sendiri. Dan ia membuktikan kalau Tom Riddle itu benar benar ada.

Jadi, aku hanya seorang perempuan biasa yang tak begitu tekenal dan selalu ditindas,

Kududukkan badanku pada penutup closet WC. Lalu menghirup sebentar udara disini. Harum

Biasanya ini pekerjaan Dolby , peri Rumah. Namun sekolahku mempunyai banyak peri rumah. Aku pernah mengenal satu diantara mereka.

Kemudian tanganku beranjak mengambil i-pod dan headseatku.

Tinggalkan perkamen milik Jong Dae. Lupakan, sekarang waktunya relaksasi.

Hummmmmm

Kuhembuskan nafas ku secara beraturan,

Mencoba menjernihkan pikiran. Lalu kupasang headseat di telingaku. Dan mulai memutar lagu yang baru baru ini kusukai.

Ugly – 2ne1

‘I think I’m ugly, and nobody want to love me

Just like her I wanna be pretty. I wanna be pretty.

Don’t lie to my face, tellin me I’m pretty.’

Bibirku menggumamkan lirik lagu tersebut. Entah kenapa lagu itu seperti mewakili perasaaanku.

Bibirku menyunggingkan senyum. Senyum kepuasaan.

Aku mendapat ide untuk balas dendam.

Pandanganku sedikit buram, feelingku mengatakan akan ada yang datang sekarang juga.

Jantungku tiba tiba berdetak tak normal. Ada apa ini? Tak biasanya aku merasakan seperti ini. Bahkan saat aku merasakan kehadiran seseorang.

Tiba tiba..

“YOOSSHH” pekik suara seorang namja. Suara itu berasal dari closet yang kududuki. Saat kutundukkan kepalaku ke bawah.

“KYAAAAAAAAA” kata itu meluncur bebas dari mulutku.

Kudapati seorang namja melayang yang berasal dari bawah bagian tubuhku. Lebih tepatnya dari… ‘itu’ ku.

Apa apa an ini? Aku masih diam tak mengerti. Kaget? Shock?  Tentu saja.

Ia melayang lalu mendekat ke wajahku.

“kenapa kau berada di kamar mandi pria nona?” tanyanya sinis. Eh? Kamar mandi pria katanya?

Kuputar kembali ingatanku.

“a aa, I iin ini kamar mandi wanita” jawabku terbata. Ia menjauhkan kepalanya dari hadapanku.
Lalu menyangga dagunya. Seperti memikirkan sesuatu.

Tiba tiba ia memekik keras di depanku.

“astaga! Aku salah mengucapkan mantra! Pantas saja aku salah masuk kamar mandi. Aigoo.. maaf maaf” ujarnya lalu membungku beberapa kali di depanku.
Aku mengangguk bingung.

chogi-yo? Apa kau murid baru disini?” tanyaku , karena aku tak pernah mengenal namja ini.

Ia mengangkat mukanya mengahadapku. Lalu raut mukanya berubah menjadi sedikit pilu.

Apa aku salah mengucap kata? Namja ini kan?

Dia berbibir tebal dan sedikit lebih seksi dibanding milik KyungSoo. Lalu rambutnya yang sedikit keren, tubuhnya juga proporsional. Ia pasti menggunakan mantra untuk melayang.

“kau tak mengertiku?” tanyanya. Aku menggeleng, toh aku memang tak mengerti kan?

Ia mengulurkan tangannya padaku. Ia mengajakku bersalaman, sedikit ragu untuk menerima uluran tangannya.

‘apa kau percaya dengan cinta pada pandangan pertama? Kurasa aku percaya. Karena aku merasakannya saat ini juga’

“aku Kim Jong In. atau nama kerenku Kai. Namamu?” tanyanya sambil menatapku intens.

 “namaku Jung YooYoung” jawabku terbata. Ia melepas tautan tangan kami. Lalu mengucap sebuah mantra.

Mantra untuk mengeluarkan sebuah benda. Dan , ia memilih sebuah closet yang sama sepertiku.

Closet itu berhadapan denganku. Entah kenapa kamar mandi yangs sempit ini jadi muat untuk dua closet.

Ia lalu duduk sepertiku.

“kau mau tahu aku?” tanyanya. Aku mengangguk lalu mencopot headseatku.

“dengarkan ceritaku, dan jangan menyelanya oke?” ujarnya. Lalu menarik nafas panjang.

“dulunya aku adalah murid yang sama sepertimu. Aku adalah manusia, hingga saat itu tiba. Pada tahun ajaran kedua. Sekolah kita berperang denagn sekolah sihir lain di belahan dunia yang hitam itu. Kau tau kan?” ia memastikan.

Aku mengangguk.

Belahan duian yang hitam. Adalah daerah kutub utara.

Memang kutub utara terlihat tak berpenghuni. Namun disanalah para penyihir jahat hidup. Sekolahku memang pernah berperang dengan mereka. Tapi aku hanya sebatas tahu.

“ aku adalah salah satu dari Korban mereka, mereka mengucapkan sihir mematikan padaku. Aku sempat mencoba menghindar, sialnya dibelakangku terdapat mereka yang lain. Aku terkena sihir mereka, namun, sebelum aku sampai meninggal. Temanku yang bernama Weasley itu menolong ku dengan memberikanku kutukan agar aku masih dapat hidup namun dengan keadaan seperti ini. Seperti hantu. Melayang , apa aku tak pernah melihatku?” ujarnya panjang dan memberikan pertanyaan di akhirnya.

Aku tersentak sadar saat ia menggoyangkan tangannya ke wajahku. Aku terlalu meyimak kisahnya.

“tidak pernah, ah. Maaf aku menyinggungmu” ujarku. Ia tersenyum lalu menggelengkan kepalanya.

“tak apa, lagipula dengan bercerita denganmu cukup melegakan hatiku.” Jawabnya diakhiri dengan senyuman.

“ahh~ baiklah kalau begitu. Aku pergi, senang bertemu denganmu Kai” ujarku lalu beranjak pergi.

Ia menahan tanganku untuk tidak pergi. Ia mendongak menatapku.

“kenapa? Apa kau perlu bantuan?” tanyaku. ia menggeleng lalu melayang ke arahku. Ia lalu memegang kedua pundakku.

“kau mau, menjadi sahabatku?” tanyanya. Aku tersenyum mengiyakan.

“tentu saja, Kai. Setiap istirahat aku janji akan mengunjungimu disini, kau boleh bercerita apapun padaku” Jawabku ia menjulurkan kelingkingnya. Lagi lagi aku tersenyum melihat kelakuan childishnya.

Kuraih juluran kelingkingnya.

“terimakasih Yoo~ ah, apakah kau mau tahu mantra untuk berteleportasi ke kelasmu?” tanyanya. Aku tersenyum semangat. Sambil memasang muka memohon.

Ia lalu tertawa.

geurrae, geurrae. Aku akan mengajarimu. Begini caranya, tenangkan pikiranmu, pikirkan tempat yang akan kau tuju. lalu pegang tongkatmu dan ikuti kata kata ku oke?” ujarnya . aku mengangguk mengerti, lalu memperhatikan Kai yang tengah memperagakan mantra itu.

Ia berdiri di depanku, matanya terpejam.

Tangan kirinya memegang tongkat sihirnya sendiri. Bibirnya lalu mengucapakan mantra ‘accio teleportation’

Lalu kemudian ia menghilang, dan detik berikutnya ia kembali lagi.

“bagaimana? Sekarang coba kau.” Ujarnya . aku mengerti lalu berdiri , menutup kedua mataku dan mulai menenangkan pikiranku. Memikirkan asramaku, tanganku sudah memegang tongkat sihirku.

Tapi entah kenapa jantungku berdetak di luar kendali otakku? Ada apa ini?

accio teleportation” ucapku. Aku tak merasakan apapun. Kubuka mataku perlahan,

Dan hasilnya?

Wwe? Masih di kamar mandi. Tapi kini ada yang berbeda, yakni Kai yang tengah menahan tawanya melihat aku gagal dalam berteleportasi.

Kupukul lengannya. Tawanya meledak, kututupi mukaku denagn menggunakan kedua telapak tanagnnku.

Berpura pura menangis di depannya. Ia berhenti tertawa. dapat kulihat melalui sela sela jariku ia tak ada. Eh? Kemana dia?

Tiba tiba kurasakan leherku diterpa dera nafas seseorang, saat kutolehkan kepalaku kebelakang, kudapati Kai melayang sambil terkekeh.

Ia lalu melayang rendah di depanku.

“kau tak pandai berakting Yoo~”

“ayo kuajari kau” lanjutnya, kini tangan kanannya mencoba memegang tangannku yang tengah menggenggam tongkat sihirku. Jantungku , entah kenapa selalu berdebar tak beraturan sih?

“tenangkan pikiranmu Yoo~ jangan memikirkan aku” ujarnya usil. Aku tersenyum tanpa sadar lalu mulai mengikuti petunjukknya.

accio teleportation” ucapku sekali lagi. Dan..

Tak berubah. Masih di kamar mandi wanita. Menyebalkan, Kai tertawa sambil merangkul pundakku.

Kurasakan wajahku memanas. Dan kakiku mendadak menjadi dingin dan tiba tiba menormal kembali saat Kai melepas rangkulannya.

Ada apa ini? Entahlah. Aku terhenyak sadar , saat feelingku mengatakan akan ada yang tidak baik kali ini.

“Kai, maaf. Sepertinya aku harus kembali secepatnya ke asrama” ujarku. Entah kenapa tiba tiba raut mukanya menjadi sedikit sedih, apa karena aku?

“baiklah, pergilah Yoo, kalau aku bisa nanti aku akan ke kamarmu Yoo.” Ujarnya sedikit lebih ceria.

Aku tersenyum,

“kalau bisa? Memang kau sesibuk apa sampai berkata ‘kalau bisa’ humm?” ledekku.

Ia membusungkan dadanya. Bangga.

“kau tak tau? Aku ini dalah artis di duniaku , jadi aku mempunyai banyak schedule tahu?” ujarnya sok.

geurrae geurrae, terserah apa katamu. Sampai nanti Kai” ujarku. Lalu beranjak pergi dari kamar mandi.

Diam diam diluar kamar mandi, aku mencoba mantra tadi.

Dan ternyata, kini aku sudah sampai asramaku. Aissh, kenapa tadi tidak berhasil?

**

“kau bertemu seseorang?” Rain mengintrogasiku. Sesampai aku di kamar asramaku.

“hemm” jawabku,

“bagaimana dengan perkamen Jong Dae, apa kau sudah menyelesaikannya?” tanyanya lagi. Aku mengambil handuk untuk mengeringkan rambutku.

“belum” jawabku. Rain menggelengkan gelengkan kepalanya, lalu duduk di tempat tidurnya. Bibirnya komat kamit mengucapkan mantra.

Entahlah, tapi yang kudengar ia bertelepati dengan KyungSoo.

Kurebahkan tubuhku ke tempat tidurku. Nyaman sekali, huaah.

Tiba tiba wajah Kai terputar jelas di otakku. Aishh  ! ada apa ini. ? apa aku jatuh cinta padanya? Tidak mungkin.

“kau sedang jatuh cinta?” Rain bertanya tiba tiba sambil bangkit dari tidurnya.

Aku menggeleng, kenapa ia membaca pikiranku sih?

“jangan gunakan kemampuanmu Rain” protesku. Ia terkekeh.

“Kai? Siapa Kai? Hoho.. hayooo” godanya.

Aku mengelak sambil menutupi wajahku dengan bantal.

Rain masih tak percaya, ia menoel noel lenganku.

Aku menjawab ‘tidak’ ia masih tak percaya.

“baiklah, aku tak akan menyinggungnya lagi jika kau bercerita tentangnya” tawarnya. Aku bangkit dari tidurku, lalu menatapnya malas.

“baiklah, tapi nanti saja. Kyungsoo akan kesini” jawabku. Feelingku merasakan datangnya KyungSoo kemari.

Dan benar saja, KyungSoo datang dengan berteleportasi.

Rain bertepuk tangan heboh, tak percaya jika kekasihnya bisa sampai sini.

“wahh, kau bisa berteleportasi?” Tanya Rain antusias. Kyungsoo membusungkan dadanya.

Kulempar handukku ke arahnya. Ia melengos.

“tentu saja, itu kan pelajaranku” jawabnya

Aku menghampiri mereka yang tengah berada di ruang rekreasi. Ohya, aku lupa bilang kalau satu asrama diisi oleh kurang lebih 5 orang, kebetulan aku dan Rain satu asrama , bersama dengan tiga orang lainnya.

Kyungsoo lalu mencium Rain, di bibir Rain. Bagi mereka, itu wajib dilakukan. Bahkan mereka akan sampai puas melakukannya.
Tak peduli terhadap orang yang memandang mereka dengan miris. Yaitu aku.

“ohya? Aku bisa berteleportasi sepertimu kok” jawabku tak kalah bangga.

jeongmalyo?” Tanya Rain tak percaya. Aku mengangguk. Kyungsoo memandangku remeh.

“lihat saja ya?” ujarku lalu mulai berteleportasi ke samping Rain. Dan berhasil, Rain bertepuk tangan heboh. Kyungsoo memicingkan matanya.

“waah, kau hebat. Kau diajari oleh siapa?” Tanya Rain.

“Kai” jawabku. Tunggu dulu. Kenapa aku mengatakan kalau itu Kai? Huwaaaaa

Aku keceplosan..

Dan sekarang Kyungsoo dan Rain mengeluarkan Smirknya padaku.

“siapa itu KAI?” Tanya mereka berdua seraya berjalan perlahan mendekatiku.

Huwaaaaaa.. aku lantas berlari menghindari mereka berdua yang sepertinya bersiap siap untuk mengintrogasiku lagi.

Dan mereka juga ikut berlari, mengejarku. Rain berlari mengejarku dari belakang , sedangkan KyungSoo mengejarku dari depan.

Ah, sial. Aku tak bisa kabur lagi.

Kyungsoo dan Rain terkekeh lalu menyeretku untuk masuk ke dalam kamar Rain. Aku mencoba berontak. Tapi percuma, dua dibandingkan satu. Jelas saja aku tak berkutik.

Sesampainya di kamar Rain dan kamarku, KyungSoo dan Rain memandangku dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Kyungsoo mendekat kearahku, begitu pula Rain.

“siapa itu Kai?” selidik Rain. Kyungsoo memicingkan matanya yang belo’ itu. Aku bergidik ngeri.

“jelaskan pada kami, atau kau tak akan selamat” ancam KyungSoo.

Aku memojokkan tubuhku. Menghindari mereka yang terus mencoba mengintrogasiku.

Aku menggelang kuat. Tak mau mengucap sepatah katapun.

Hingga akhirnya, aku terpojok. Sugar Honey Ice Tea.

Pasangan gila itu berhigh five ria. Lalu kembali menatapku seakan hendak membunuhku.

“baiklah, aku akan menceritakannya” jawabku akhirnya. Pasangan gila itu mengeluarkan Smirk –nya. Membuatku ingin muntah.

Aku lalu bangkit dari posisiku, mengajak mereka berdua duduk di tempat tidur Rain.

“namanya Kai, Ia adalah Shadowinks , kau tau kan?” pasti –ku. Mereka menggeleng, kuhembuskan nafas jengahku.

“makanya saat di perpustakaan jangan kisseu terus, hh~ shadowinks adalah manusia atau murid seperti kita yang mendapat kutukan skypoidustch , kutukan melayang, namun tubuhnya mati. Ia adalah murid pada saat sekolah kita bertarung dengan sekolah sihir dari bagian dunia hitam. Ia hampir saja meninggal jika tidak mendapat kutukan itu.”jawabku panjang lebar. Mereka berdua melongo, oh ya. tadi aku sempat ke perpustakaan, mencari asal usul Kai. Dan tadi sudah kusebutkan.

“jadi, dia adalah hantu begitu?” imbuh Rain. Aku menggeleng,

“bukan, dia masih manusia. Sama seperti kita, namun tubuhnya melayang” jawabku.

“kau mengenal dia dari mana?” KyungSoo bertanya padaku. Aku menghela nafasku.

“tadi siang, di kamar mandi” jawabku. Mereka berdua menganggukan kepalanya. Entah mengerti atau tidak.

Aku lalu menjatuhkan tubuhku ke ranjang milik Rain, sedikit merasa aneh. Aku menyentuh sesuatu.

Dan baru kusadari kalau itu adalah ..

“Rain, kalau kau tidur . kau tak memakai Bra?” tanyaku. wajah Rain memerah. Ia menundukkan kepalanya.

Aku menyembulkan poniku. Sudah kuduga. Tampak KyungSoo tersenyum malu. Atau senyum pervert?

“pantas saja, KyungSoo menempel padamu terus, feromon –mu Rain” ejekku. Rain tersenyum malu. Ia lalu menatap KyungSoo seakan memberikan ancaman.

Kyungsoo ikut menatap pada tubuh Rain, lebih tepatnya bagian dadanya.

pervert!” ujar Rain pada Kyungsoo. Dan KyungSoo hanya menggaruk tengkuknya yang menurutku gatal.

**

Baru saja Prof. Andrew Choi meninggalkan kelasku, aku lantas mengemasi barangku untuk mengistirahatkanku ke kamar asrama –ku tapi, sebelum itu  ..

“hey, jelek ! perkamenku mana?” Tanya Jong Dae. Ia menggebrak mejaku. Aku terdiam. Lalu menatapnya tajam.

“perkamen apa Tuan Kim?” jawabku sinis. Lalu menatap Jong Dae innocent.

“sialan! Kau berani beraninya? Hah! Perkamenku mana?” sentaknya. Aku tak takut, untuk apa aku takut pada  ia? Aku lebih takut jika aku berurusan dengan department kementrian Sihir international.

“oh, aku ingat. Ini bukan perkamen –mu? Sudah kuselesaikan Tuan Kim” ujarku sambil memandangnya dengan tatapan menghina. Aku lalu melempar perkamen miliknya tepat di mukanya.

Tangannya terkepal sambil menggegam tongkatnya,

Crocio!” ujarnya. Ahaha, ia mencoba menyiksaku dengan kekuatan crucius –nya , sayangnya aku lebih dulu menghindar.

“terimakasih Tuan Kim” ujarku lalu meninggalkannya yang tengah mengumpat kata kata yang tak pantas untuk diucapkannya.

Ku langkahkan kakiku ringan, aku merasa lega tadi. Melawan Jong Dae, rasanya semua itu impas.

I don’t care.

Langkahku riang menuju ke kamar mandi wanita. Di bilik nomor 5¼, kamar mandi yang aneh bukan?

Aku lalu duduk di atas closet, lalu mulai memanggil nama Kai.

 Cukup berapa lama, sampai kurasakan deraan nafas di telingaku. Sedikit merinding dibuatnya.

“lama sekali” protesku. Kai tertawa lebar lalu melayang rendah ke depanku.

“tadi, saat kau memanggilku. Aku sedang ada pemotretan haha” jawabnya riang, aku tertawa bebas. Tak pernah merasa sebebas ini.

Kai menatap mataku dalam. Sial! Jantungku kenapa bekerja secara tak menormal? Ada apa ini?

Ia lalu memegang pundakku. Mau tak mau tatapan kami bertabrakkan.

“cup!” Kai, apa yang ia lakukan. Ia mencium pipiku.

Lalu menggaruk tengkukknya. Aku masih belum bisa mencerna sepenuhnya apa yang terjadi.

“apa yang kau rasakan Yoo?” tanyanya membuyarkan lamunanku. Membuyarkan jalan pikiranku.

“aku – a, ah aku ada urusan Kai. Aku harus pergi dulu, bye!” ujarku cepat. Aku tak tahu kenapa, yang pasti rasa berdebar itu selalu datang ketika aku bersama dengan Kai. Aku tak tahu apa yang kurasakan,

Apa mungkin, aku menyukai seorang Shadowinks? Ah itu mungkin khayalanku saja.

Benar.

Mungkin hanya perasaanku saja.

Kugelengkan kepalaku, menepis semua yang ada di pikiranku saat ini. Lupakan Kai,

Arrggh, tidak bisa! Dia kan sahabatku.  Bodoh,

Aku lalu melangkahkan kakiku kembali ke asrama –ku. Tapi aku mendengar sesuatu yang ganjil saat aku melewati bilik kamar mandi nomor 7½ .

Kutajamkan lagi pendengaranku. Sepertinya aku kenal suara ini..

“ahh hhhh, aww. Itu perih Kyuuuunnnggg~~”

“tenhhhang saja, aahhhh .. ahhh”

“ahhhhh .. Kyuuuuuunnnngggg ahhh pphheercheepaaat Kyuuuunnnggg ahhhhh~~~”

“saabaaar Chaaahhhhhhgiiii aahhhhhhh”

“cehh pathhlahhh Kyuuuunggggg, perih.. ahhh”

“baikhh lahhhh ahhhh”

Bukannya itu suara RAIN DAN KYUNGSOO? Apa yang mereka lakukan?

ASTAGA!!! JANGAN JANGAN ..


-TBC-

Tidak ada komentar: